Penalaran dalam perumusan kesimpulan
Untuk dapat mengambil kesimpulan yang benar, kita harus menggunakan pola berpiki/penalaran yang benar pula. Pola penalaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu deduktif dan induktif.
1. Penalaran Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara
deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah
konklusi (kesimpulan).- Dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang umum (premis umum/mayor)
- Diikuti penyataan khusus (premis khusus/minor)
- Menarik kesimpulan terhadap hal yang khusus
a.Semua manusia pasti akan meninggal
b.Tono adalah manusia
c.Jadi : Tono pasti akan meninggal
a. Barang siapa melanggar peraturan “X” harus dihukum.
b. Ia melanggar peraturan “X”
c. Jadi : la harus dihukum.
Umum-khusus
- Dimulai dengan pernyataan umum
- Diikuti penjelasan, contoh-contoh , bukti-bukti, sebab-sebab/alasan-alasan, dan akibat-akibat
Contoh :
1. Perusahaan asing dalam penguasaan ekonomi indonesia sangan dominan. Di bidang perbankan asing menguasai 56% aset perbankan nasional. Dalam industri telekomunikasi penguasaan asing pada perusahaan papan atas sebesar 24-95% di bidang migas penguasaan asing mencapai 75%.
2. Penalaran Induktif
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum (www.id.wikipedia.com)-dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusu
-merumuskan kesimpulan umum bedasarkan hal-hal khusus tersebut
Macam-macam penalaran indukti :
1.generalisai
2. analogi
1.Generalisasi
Perumusan kesimpulan umum bedasarkan data/kejadian-kejadian yang bersifat khusus.
Contoh :
Besi adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai. Baja adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai. Tembaga adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai. Kesimpulan : semua jenis logam jika dipanaskan memuai
2.Analogi
Paragraf analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang banyak menandung persamaan. Dengan kesamaan tersebut dapatlah ditarik kesimpulannya.
contoh
Seorang anak yang baru lahir masih suci. Baik buruknya anak tersebut kelak antara lain bergantung pada bagaimana cara oran tua mendidiknya, pengaruh orang-orang terdekat dan lingkungannya. Demikian pula kertas putih yang belum bernoda, akan menjadi apa kertas tersebut tergantung pada apa yang akan kita goreskan pada kertas putih tersebut
sumber :
Maskurun.2011. Panduan UAN Bahasa Indonesia Untuk SMK. Yogyakarta:LP21P
http://carapedia.com/paragraf_analogi_info697.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme
http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-silogisme/